Al-Quran Online ini, ajakan untuk mendalami AlQuran sambil mencari ridho dan cinta Allah semata
Daftar Akar Kata Pada AlQuran
Dipersembahkan oleh para sukarelawan yang hanya mencari kecintaan Allah semata

Al-Baqarah

dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ayat 14

Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: 'Kami telah beriman'. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: 'Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.'

🧐 I'rāb (Rincian Tata Bahasa) Surah Al-Baqarah Ayat 14

Ayat ini terdiri dari dua bagian syarat/kondisi (yang dipisahkan oleh Wa) beserta jawabannya masing-masing.

Bagian 1: Bertemu Orang Beriman

Kata

Jenis Kata (Posisi)

Tanda I'rab

Fungsi Gramatikal & Keterangan

وَ (Wa)

Harf 'Athf / Isti'nāf

Mabnī 'alā Al-Fatḥi

Wāwu Isti'nāfiyyah (Memulai kalimat baru).

إِذَا (Idzā)

Ẓarf Zamān

Mabnī 'alā As-Sukūn

Ism Syarṭ ghairu jāzim (Kata syarat tidak menjazemkan). Fī Mahalli Naṣbin sebagai Ẓarf.

لَقُوا (Laqū)

Fi'il Mādhī

Mabnī 'alā Aḍ-Ḍammi

Kata kerja lampau. Fi'il Syarṭ (Kata kerja syarat).

الواو (Al-Wāwu)

Dhāmir Muttasil

Fī Mahalli Raf'in

Fā'il (Pelaku) dari Laqū.

الَّذِينَ (Alladzīna)

Ism Mawṣūl

Mabnī 'alā Al-Fatḥi

Maf'ūl Bih (Objek) dari Laqū.

آمَنُوا (Āmanū)

Fi'il Mādhī

Mabnī 'alā Aḍ-Ḍammi

Jumlatu Ṣilah Al-Mawṣūl (Kalimat penghubung/penjelas Alladzīna). Lā Maḥalla Lahā minal I'rāb.

قَالُوا (Qālū)

Fi'il Mādhī

Mabnī 'alā Aḍ-Ḍammi

Jawab Syarṭ (Jawaban/Akibat Syarat) dari Idzā.

الواو (Al-Wāwu)

Dhāmir Muttasil

Fī Mahalli Raf'in

Fā'il (Pelaku) dari Qālū.

آمَنَّا (Āmannā)

Fi'il Mādhī

Mabnī 'alā As-Sukūn

Maqūl Al-Qaul (Yang dikatakan). Fī Mahalli Naṣbin sebagai Maf'ūl Bih dari Qālū.

نَا (Nā)

Dhāmir Muttasil

Fī Mahalli Raf'in

Fā'il (Pelaku) dari Āmannā.

Bagian 2: Kembali Kepada Syaitan-syaitan Mereka

Kata

Jenis Kata (Posisi)

Tanda I'rab

Fungsi Gramatikal & Keterangan

وَ (Wa)

Harf 'Athf

Mabnī 'alā Al-Fatḥi

Wāwu 'Athaf, menyambungkan kalimat ini dengan kalimat sebelumnya.

إِذَا (Idzā)

Ẓarf Zamān

Mabnī 'alā As-Sukūn

Ism Syarṭ ghairu jāzim. Fī Mahalli Naṣbin sebagai Ẓarf.

خَلَوْا (Khalaw)

Fi'il Mādhī

Mabnī 'alā Aḍ-Ḍammi

Kata kerja lampau. Fi'il Syarṭ.

الواو (Al-Wāwu)

Dhāmir Muttasil

Fī Mahalli Raf'in

Fā'il (Pelaku) dari Khalaw.

إِلَىٰ (Ilā)

Harf Jar

Mabnī 'alā As-Sukūn

Huruf jar (menuju).

شَيَاطِينِ (Shayāṭīni)

Isim Majrūr

Majrūr (Kasrah)

Isim yang di-jarkan oleh Ilā. Merupakan Muḍāf.

هِمْ (Him)

Dhāmir Muttasil

Fī Mahalli Jarrin

Muḍāf Ilaih (Sandaran).

قَالُوا (Qālū)

Fi'il Mādhī

Mabnī 'alā Aḍ-Ḍammi

Jawab Syarṭ dari Idzā.

إِنَّا (Innā)

Harf Taukīd wa Naṣb + Dhāmir

Fī Mahalli Naṣbin

Inna (Huruf penegas) + (Dhāmir Fī Mahalli Naṣbin) sebagai Ism Inna.

مَعَ (Ma'a)

Ẓarf Makān

Mansūb (Fathah)

Ẓarf Makān (Keterangan Tempat). Merupakan Muḍāf.

كُمْ (Kum)

Dhāmir Muttasil

Fī Mahalli Jarrin

Muḍāf Ilaih.

مَعَكُمْ (Ma'akum)

Syibhul Jumlah

Fī Mahalli Raf'in

Khobar Inna (Predikat Inna). Khobar yang tersembunyi (mustaqirr).

وَ (Wa)

Harf 'Athf / Isti'nāf

Mabnī 'alā Al-Fatḥi

Wāwu 'Athaf, menyambungkan kalimat Innamā... dengan Innā Ma'akum.

إِنَّمَا (Innamā)

Harf Kaaffah wa Makfūfah

Mabnī 'alā As-Sukūn

Inna yang disambung Mā Al-Kāffah. Berfungsi sebagai Ḥaṣr (pembatasan) dan membatalkan fungsi Inna.

نَحْنُ (Naḥnu)

Dhāmir Munfaṣil

Fī Mahalli Raf'in

Mubtada' (Subjek).

مُسْتَهْزِئُونَ (Mustahzi'ūna)

Isim Fā'il (Pelaku)

Marfū' (Wāwu)

Khobar (Predikat). Tanda Raf'-nya adalah Wāwu (Jamak Mudzakkar Sālim).

جُمْلَةُ إِنَّا مَعَكُمْ...

Jumlah Maqūl Al-Qaul

Fī Mahalli Naṣbin

Keseluruhan perkataan mereka berfungsi sebagai Maf'ūl Bih dari Qālū.


📝 Catatan Tambahan

  1. Dua Kondisi: Ayat ini menggunakan إِذَا dua kali, yang menunjukkan dua kondisi berbeda dari orang-orang munafik (bertemu orang beriman dan berkumpul dengan pemimpin mereka). Masing-masing Idzā diikuti oleh Fi'il Syarṭ (Laqū dan Khalaw) dan Jawab Syarṭ (Qālū dan Qālū).

  2. Khalaw Ilā: Frasa خَلَوْا إِلَىٰ berarti "mereka menyendiri (atau kembali) kepada", menunjukkan bahwa mereka berkumpul secara rahasia dengan pemimpin-pemimpin kesesatan mereka, yang diumpamakan sebagai syaitan.

  3. Innamā (Ḥaṣr): Sama seperti pada ayat 13, إِنَّمَا memberikan makna eksklusif ("hanya/sesungguhnya kami hanyalah"), yang menekankan bahwa tujuan mereka adalah murni mengolok-olok orang beriman.