Al-Quran Online ini, ajakan untuk mendalami AlQuran sambil mencari ridho dan cinta Allah semata
Daftar Akar Kata Pada AlQuran
Dipersembahkan oleh para sukarelawan yang hanya mencari kecintaan Allah semata

Al-Baqarah

dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ayat 243

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: 'Matilah kamu', kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.

Irab Surat AlBaqarah ayat 243



1. Bagian Awal: Kisah Kaum yang Lari dari Kematian

Kata

Jenis I'rab

Kedudukan / Keterangan

أَلَمْ تَرَ (Alam tara)

Harf + Harf + Fi'il Mudhāri'

Hamzah harf istifhām (pertanyaan, bermakna takjub/keheranan). Lam harf jazm (penjazm) dan nafy (peniadaan). Tara fi'il mudhāri' majzūm dengan ḥadzf ḥarf al-'illah (penghilangan huruf illat), fā'il (dhamīr mustatirAnta).

إِلَى ٱلَّذِينَ (ilā alladzīna)

Harf + Ism Mausūl

Ilā harf jarrAlladzīna ism mausūl dalam posisi jar (majrūr). Al-jār wa al-majrūr berkaitan dengan tara.

خَرَجُوا۟ (kharajū)

Fi'il Mādhī

Fi'il mādhīWāwu al-jamā'ah fā'ilJumla ini adalah shilah al-mausūllā mahalla lahā min al-i'rāb.

مِن دِيَٰرِهِمْ (min diyārihim)

Harf + Ism

Jār wa majrūr berkaitan dengan kharajūHim mudhāf ilaih.

وَهُمْ أُلُوفٌ (wa hum ulūfun)

Harf + Dhamīr + Ism

Wawu ḥāliyyah (wawu keadaan). Hum dhamīr munfashil (kata ganti terpisah) sebagai mubtada’Ulūfun khabar (predikat), marfū' (artinya: ribuan). Jumla ini dalam posisi nashb sebagai ḥāl bagi wāwu pada kharajū.

حَذَرَ ٱلْمَوْتِ (ḥadzara al-mauti)

Ism

Maf'ūl li ajlih (objek karena/alasan) atau maf'ūl bih (dengan fi'il yang dibuang), manshūbAl-mauti mudhāf ilaih.


2. Bagian Tengah: Keputusan Allah dan Kebangkitan

Kata

Jenis I'rab

Kedudukan / Keterangan

فَقَالَ لَهُمُ ٱللَّهُ (fa qāla lahumu Allāhu)

Harf + Fi'il + Harf + Ism

Fā' ḥāliyyah atau ta'qīb (mengikuti). Qāla fi'il mādhīLahum jār wa majrūr berkaitan dengan qālaAllāhu fā'ilmarfū'.

مُوتُوا۟ (Mūtū)

Fi'il Amr

Fi'il amr (perintah), mabnī 'alā ḥadzf an-nūnWāwu fā'ilJumla ini dalam posisi nashb sebagai maqūl al-qaul (isi ucapan/objek dari qāla).

ثُمَّ أَحْيَٰهُمْ (tsumma aḥyāhum)

Harf + Fi'il Mādhī

Tsumma harf 'athf (penghubung urutan waktu). Aḥyā fi'il mādhīfā'il (dhamīr mustatirHuwa - kembali kepada Allah). Hum maf'ūl bihmabnī 'alā as-sukūn pada posisi nashb.


3. Bagian Penutup: Keutamaan Allah dan Pengingkaran Manusia

Kata

Jenis I'rab

Kedudukan / Keterangan

إِنَّ ٱللَّهَ (Inna Allāha)

Harf + Ism

Inna harf taukīd wa nashb (penguat dan penashab). Allāha ism innamanshūb.

لَذُو فَضْلٍ (ladhū faḍlin)

Harf + Ism

Lām al-muzḥalaqah (lām penguat yang berpindah). Dhū khabar innamarfū' dengan wāwu karena merupakan salah satu al-asmā' al-khamsah (lima isim). Faḍlin mudhāf ilaih.

عَلَى ٱلنَّاسِ ('ala an-nāsi)

Harf + Ism

Jār wa majrūr berkaitan dengan faḍlin (atau dhū).

وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ (wa lākina aktsara an-nāsi)

Harf + Harf + Ism

Wawu 'athfLākinna harf istidrāk (namun) dan nashbAktsara ism lākinnamanshūbAn-nāsi mudhāf ilaih.

لَا يَشْكُرُونَ (lā yasykurūna)

Harf + Fi'il Mudhāri'

 nāfiyah (peniadaan). Yasykurūna fi'il mudhāri' marfū' dengan tsubūt an-nūnWāwu fā'ilJumla ini adalah khabar lākinnamarfū' secara mahall.


💡 Poin Utama I'rab Ayat 243

  1. Alam Tara (أَلَمْ تَرَ): Pertanyaan retoris yang berfungsi untuk menarik perhatian pembaca/pendengar (disebut istifhām ta'ajjubī). Karena didahului oleh Lam (penjazm), fi'il tara kehilangan huruf illat (alif) di akhirnya.

  2. Wa Hum Ulūfun (وَهُمْ أُلُوفٌ): Frasa ini adalah Jumlatul Ḥāl (kalimat keadaan). Ayat ini menekankan bahwa mereka lari padahal jumlah mereka banyak (ribuan), menyiratkan bahwa jumlah besar pun tidak dapat menahan takdir kematian.

  3. Waṣiyyatāh (وَصِيَّةً): Bagian مُوتُوا۟ (Mūtū) adalah maqūl al-qaul (isi ucapan), yaitu perintah langsung dari Allah yang menyebabkan mereka mati seketika.

  4. Ladhū Faḍlin (لَذُو فَضْلٍ):

    • Penggunaan Lām al-muzḥalaqah (لَ) berfungsi sebagai penekanan kuat (taukīd) terhadap khabar inna.

    • Dhū adalah khabar dan merupakan salah satu al-asmā' al-khamsah (lima isim) yang ditandai dengan Wāwu dalam keadaan raf'u. Ini menegaskan bahwa Allah adalah pemilik (Dhū) karunia (Faḍl) yang besar atas manusia, termasuk karunia kebangkitan/hidup kembali.