Hadits riyawat : bukhari dengan nomor hadits : 6413
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ لَمَّا تُوُفِّيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ وَكَفَرَ مَنْ كَفَرَ مِنْ الْعَرَبِ قَالَ عُمَرُ يَا أَبَا بَكْرٍ كَيْفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَمَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلَّا بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ وَاللَّهِ لَأُقَاتِلَنَّ مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ فَإِنَّ الزَّكَاةَ حَقُّ الْمَالِ وَاللَّهِ لَوْ مَنَعُونِي عَنَاقًا كَانُوا يُؤَدُّونَهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَى مَنْعِهَا قَالَ عُمَرُ فَوَاللَّهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنْ رَأَيْتُ أَنْ قَدْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَ أَبِي بَكْرٍ لِلْقِتَالِ فَعَرَفْتُ أَنَّهُ الْحَقُّ
Keterangan dari AlQuran berkaitan dengan kata :والزكاة
Arti kata wa(al)zzakâti ( والزكاة ) | zakat |
Jumlah pemakaian kata وَٱلزَّكَوٰةِ | 2 kali. Rinciannya ada disini |
Kata dasar dari kata وَالزَّكَوٰةِ tersusun dari suku kata | ز-ك-ي kata dasar ز-ك-ي ini huruf hijaizah yang ketiga yaitu ي yang bisa berubah menjadi ا atau ء atau و atau ى atau tidak ada sama sekali. tergantung polakata (wazan) yang digunakannya. Penggunaan kata dasar ز-ك-ي ini pada AlQuran ada di sini |
Jumlah pemakaian kata dasar atau akar kata ز-ك-ي pada AlQuran | 59 kali. Dipakai untuk kata benda sebanyak : 40 kali. Rinciannya ada disini Dipakai untuk kata kerja sebanyak : 19 kali. Rinciannya ada disini |
Jumlah variasi pemakaian kata dasar ز-ك-ي pada AlQuran | 23 macam. Rinciannya ada disini |
Makna dari kata dasar ز-ك-ي Catatatan : Ini bukan kamus, tetapi merupakan keterkaitan kata yang bisa jadi padananya atau keterangannya atau lawan katanya | Kata dasar ini sebagai kata benda berkaitan dengan makna kata kecerdasan, penetrasi, penembusan, penyusupan, kebobolan, perembesan, terombosan, kebijaksanaan, kecerdikan, akal sehat, kecepatan, ketangkasan, kecekatan, kekencangan, yg lekas mengerti, yg cepat mengerti, mentalitas, daya otak, kapasitas mental, kapasitet mental, paham, kemengertian, pengartian, pengambilan, kelihaian, kelicikan, ketajaman otak, ketajaman pikiran, kecemerlangan, kemewahan, kepandaian, gemerlapan, keterangan, otak, kepala, benak, kelucuan, akal, jenakawan, ketampanan, keelokan, kebagusan, kekocakan, kecakapan, ketrampilan, kepintaran, pikiran, batin, budi, jiwa, fikiran, pendapat, maksud, ingatan, kehendak, kalbu, intelek, akal budi, orang pandai, daya pikiran, inteligensi, intel, inteligensia, berita, kabar, pengintaian, keterangan-keterangan Kata dasar ini sebagai kata kerja berkaitan dengan makna kata memperhatikan, menjaga, memelihara, tahu, memukul kepala, patuh, menghiraukan, mengingat-ingat, hati-hati. |
Kajian kata وَالزَّكَوٰةِ ditinjau dari aspek tata bahasa : | 1 kata penamaan : Maksud dari kata Penamaan adalah kata yang mewakili nama dari suatu benda, kondisi, keadaan, sifat, keterangan, tempat atau nama apapun. Kata Penamaan ini tidak akan berubah terhadap waktu, baik waktu yang lalu maupun waktu sekarang atau yang akan datang. Kata penamaan ini berubah pada harakat terakhirnya, jika kata penamaan ini berada pada posisi subyek, obyek atau kepemilikan. 2 imbuan : imbuan wa ( وَ ) yang ada pada kata ini dapat bermakna DAN, beserta, atau dapat pula bermakna demi. jika kata wa ( وَ ) ini diapit oleh dua buah kata benda, atau dua buah kata kerja atau frase maka imbuan wa ( وَ ) ini bermakna DAN. adapun jika tidak diapit oleh dua buah kata benda,kata kerja atau frase maka imbuan wa ( وَ ) ini bermakna demi. 3 kata benda tanpa berakhiran tanwin (n) : kata وَالزَّكَوٰةِ ini merupakan jenis kata benda yang berakhiran tanpa tanwin, kata benda tanpa akhiran tanwin ini dapat memiliki akhiran a ( َ ), i ( ِ ) atau u ( ُ ). untuk kata benda ini,. untuk kata benda ini, akhiran yang digunakan adalah i (kasrah). bentuk akhiran (apakah berakhiran a,i atau u), hal ini tergantung pada kata sebelumnya. akhiran i (kasrah) disebabkan karena kata sebelumnya menggunakan kata yang menyebebakan kata berikutnya berakhiran kasrah. |